God is Able, He is Alive
Tuhan
benar – benar memproses hidupku luar dan dalam, selama disini Tuhan mengajarkan
aku banyak hal. Aku tidak sama lagi, Gio sebelum ikut DTS (Diciple Training
School) dengan setelah ikut DTS. Semakin mengenalNya, memiliki paradigma yang
baru dan semakin percaya kepadaNya. Ia, Bapa yang benar – benar sanggup mengubah ratapan menjadi tari –
tarian, Bapa yang tidak menginginkan anakNya menderita, Dia, Tuhan yang hidup, menyediakan
apa yang tidak pernah di lihat oleh mata dan didengar oleh telinga, Ia mau kita
benar-benar mengenalNya sebagaimana Ia sesungguhnya dan siapa sebenarnya kita
dihadapanNya. Ia mau anak-anakNya benar – benar MERDEKA. I am really proud to
be a daughter from King of the king.
Ngapain Di Bali?
Ketika
orang bertanya, gio ngapain di Bali? Gio sedang belajar karakter dan belajar taat
kepada Kristus. Tuhan membawaku belajar di University of Nation (UofN) Bali
or Youth With A Mission. Kerinduan belajar disini sebenarnya sudah 3 tahun yang
lalu seharusnya ketika aku di Perth. Namun
saat itu aku tidak menemukan alasan untuk bergabung, tetapi aku tahu mereka
yang sudah duluan mengecap kebaikan ikut DTS tidak menyerah menyarankan,
mendoakan dan mengarahkan aku untuk tetap percaya dan mencoba DTS. Dan
Tuhan memproses hidupku, memanggilku, Ia juga tidak pernah menyerah untuk menangkap
aku hingga akhirnya Ia membawa aku mengalami kasihNya melalui University of
Nation (UofN) di Bali.
Melepaskan Zona
Nyaman
Sebelum
aku menceritakan apa yang aku alami disini, aku akan menceritakan sedikit apa
yang sedang aku lakukan sebelum sekolah
di UofN Bali:
- Tergabung mengajar Bahasa Inggris sebagai Volunteer di HOME (House of Mercy) di daerah cilincing, untuk anak – anak prasejaterah.
- Menikmati komunitas di mana mereka merupakan orang – orang yang luar biasa (memiliki kerinduan membuat Film Nommensen, cerita mengenai seorang Missionaris dari Jerman yang masuk ketanah Batak).
- Bekerja sebagai Sekretaris CEO di perusahaan Swasta dan di kantor sudah ada Persekutuan Doa dan aku juga terlibat disana.
- Melayani di gereja lokal di Depok dan sedang bertumbuh, aku mengasihi mereka
- Sudah nyaman dan menyukai apa yang sedang aku kerjakan.
- Tinggal bersama kedua adik di Jakarta, dan Subsidi terbesar untuk biaya sehari – hari dirumah dari gajiku setiap bulan agar bisa bertahan hidup dan mengasihi mereka, ada kekhawatiran atas biaya hidup mereka untuk tinggal di Jakarta, jika aku tidak bekerja lagi J.
Menurut
aku, dengan apa yang sudah aku lakukan, sudah cukup baik dan cukup bagiku
bertumbuh saja dalam pengenalan akan Tuhan dan mengerjakan apa sudah Tuhan
percayakan. Sudah cukup bagiku dan senang dengan apa yang sudah aku alami
selama dua tahun sebelum DTS. Dan tidak mudah bagiku untuk melepaskan keadaan
dan Zona dimana saat itu aku berada dan MEMPERCAYAKAN kepada Tuhan sepenuhnya atas
apa yang tidak kelihatan didepanku jika aku mengambil DTS di UofN Bali.
Proses Menerima
Visi
Selesai
mengikuti Intitute Haggai 2015, Tuhan berbicara banyak untuk aku agar aku
memuliki Visi Hidup dan menemukan Visi Pribadi yang dari Tuhan. Well, aku
mencari Visi pribadi tersebut hingga benar – benar yakin itu dari Tuhan, dan akhirnya
2016 Tuhan memberikan Visi pribadi dan setelah menerimanya, aku bingung harus
mulai dari mana? bagaimana? Dan dengan cara apa? Aku punya hanya kerinduan
ingin melanjutkan sekolah lagi. Ketika ingin melanjutkan sekolah, aku Tanya
Tuhan Sekolah mana yang tepat membawa aku memenuhi Visi yang dari Tuhan itu.
Beberapa sekolahpun menjadi sasaran, termasuk University of Nation (UofN) atau
Youth With A Mission (YWAM). Namun jika aku ikut UofN ini aku harus meninggalkan semua yang sudah dan sedang aku kerjakan,
Pekerjaan, Pelayanan, Keluarga, Siap tidak menerima gaji dan termasuk keluar
dari Zona Nyaman aku berada.
Karena
aku tidak mau main – main dengan masa depan, aku mengambil 3 hari Puasa Ester
(Tidak makan dan minum), aku lakukan untuk menyatakan penyerahan TOTAL atas
masa depanku dan meminta konfirmasi dari Tuhan. Aku mengira Tuhan akan
berbicara dengan ajaib selama puasa ternyata 2 hari berikutnya Tuhan membawa
aku kepada FirmanNya ketika ibadah Youth digereja: “Jikalau engkau mengasihi Aku, engkau akan menuruti perintahKu”. Dengan
keras banget Firman itu buat aku, dan dengan gelisah, bertanya-tanya kepada
Tuhan, perintah yang mana Tuhan? Bukankah aku sudah melayani engkau sebagai
bukti aku mengasihiMu? Karena saat itu aku hampir gak jadi sekolah di UofN
Bali, melainkan sekolah di Jakarta dan aku sudah menerima semua syarat dan
Formulir melalui email untuk diisi.
Mengeraskan
hati (respon Ini ternyata merupakan kesombongan, area inilah yang banyak Tuhan
bereskan dalam hidupku selama DTS, Prideful dalam pridadiku). Singkat cerita,
aku bertemu dengan beberapa orang yang Tuhan kirimkan dan kita fellowship
bareng, mereka meneguhkan aku untuk ikut DTS. Hatiku diarahkan untuk mencoba
DTS, Well, dengan ragu aku memutuskan
mengisi Formulir DTS dengan mengancam Tuhan: “Jika Tuhan memang mau aku DTS,
Tuhan buka jalan, dan aku mau melihat pekerjaan tangan Tuhan dan penyediaan
Tuhan atas keperluanku”. Well, Aku akan coba daftar dan memohon kepada Tuhan untuk membatalkan jika
DTS bukan dari Tuhan dan maunya Tuhan.
Ada
ketakutan akan Tuhan jika aku lari dan tidak mengerjakan apa yang Tuhan mau.
Akhirnya, aku menyerahkan semua Hak ku dan memohon bimbingan dan pimpinan Tuhan
untuk membawaku masuk rencaraNya dan berserah kepada Tuhan. Untuk sekolah di
UofN Bali tidaklah mudah, dan gampang buat aku. Biaya yang dibutuhkan juga
tidak sedikit. Tetapi aku meletakkan kepercayaanku kepada Tuhan, belajar percaya dan mempercayai Tuhan
sepenuhNya (Sekarang dengan mudah bisa diceritakan, sesungguhnya keadaan
saat itu penuh dengan kekhawatiran dan rasa takut, setelah belajar, rasa takut
bukan dari Tuhan tapi si Iblis yang mencoba menggagalkan rencana Tuhan, iblis
memang bapa pendusta, ia menipu dan membuat kita ragu – ragu kepada Tuhan, Ia
juga ingin menghancurkan masa depan manusia).
Ketika
membicarakan kerinduan sekolah UofN ke keluarga, awalnya mereka khawatir dan
mempertanyakan banyak hal, masa depanku, penyediaan atas kebutuhanku, pasangan
hidupku, karena akan menghabiskan waktu dengan percuma jika meninggalkan
pekerjaan. Puji Tuhan, kasih setia Tuhan menjamah hati papa mama. Papa mama,
akhirnya mengizinkan aku memilih pilihanku sendiri untuk melanjutkan sekolah
DTS. Ini merupakan terobosan awal buatku dari Tuhan. Tidak mudah meyakinkan
papa mama, mengijinkan aku untuk melanjutkan sekolah lagi dengan Resign dari pekerjaan.
Aku melihat juga iman papa mama untuk percaya atas pilihan aku dan mempercayai
Tuhan.
Ketika
sharing dengan Komunitas Kelompok Kecil dan House of Mercy (HOME) tempat aku
mengajar, mereka ternyata mendukung aku untuk ikut sekolah ini, tetapi tidak
dengan pak pdt awalnya, krn pak pdt menantang dan menyarankan aku untuk tidak
gegabah dan meyakinkan aku kalau itu dari Tuhan. Dan akhirnya setelah sharing
beberapa kali, dan dapat konfirmasi dari Tuhan, Pak Pdt dan muda/i yang lain
akhirnya mendukung dan support aku melalui doa dan materi. Puji Tuhan banget,
karena tidak mudah meninggalkan mereka dengan kondisi sedang bertumbuh, aku
mengasihi mereka.
Sembari
proses aplikasi pendaftaran dan meminta konfirmasi dengan orang – orang
sekitar, akhirnya keluar pengumuman ternyata aku diterima di UofN Bali, dan alasan mereka menerima aku juga
mengejutkan, mereka dapat Konfirmasi ayat yang aku mau Tuhan berbicara kepadaku
3 tahun yang lalu untuk aku. Nah, Setelah diterima DTS, tahap selanjutnya
harus mengajukan Resign dari kantor, dalam tahun 2016 sebenarnya dua kali
mendapatkan kesempatan mau di promosikan, namun aku tolak karena memang ada
rencana mau resign, karena ini :D.
Harus
Meninggalkan pekerjaan dari Kantor, bagian ini yang paling sulit, ketika
memutuskan untuk melanjutkan sekolah lagi dan memilih di UofN ini selama 6
(enam) bulan, mau tidak mau harus
berhenti dari kerjaan. Sebelum surat Resign aku tulis, aku membicarakan
dengan Ibu ER dan aku meminta Ibu Er yang langsung mengkomunikasikan ke CEO
kerena aku gak berani melihat respon kekecewaan CEO dan bingung harus bilang
apa. Sangat mudah meninggalkan pekerjaan yang kita tidak sukai dan lingkungan
yang buruk. Namun kondisiku, aku menyukai pekerjaanku dan lingkungannya,
kekeluargaan terjalin disana. Aku banyak diberkati dan mengalami perjalanan
yang luar biasa juga bersama Tuhan ditempat pekerjaan. Oleh sebab itu tantangan
terberat aku, meninggalkan pekerjaan dan takut mengecewakan mereka yang sudah
memberkati aku. Tetapi aku tahu, aku harus belajar taat kepada Tuhan. Disini aku belajar, pekerjaan hanya berkat
dan hadiah dari Tuhan, bukan hadiah dan berkatnya yang dipegang erat-erat, si
Pemberi berkat dan hadiah tersebut.
Singkat
cerita hari Jumat, ibu Er memberitahukan rencana Resign aku dari kantor ke CEO
dan Senin pagi aku melihat muka sedih beliau, bahkan aku melihat respon beliau
yang membuat aku merasakan sedih dan hancur hati, karena tercipta atmosfir yang
panas dengan tidak baik, namun beliau cukup bijak. Senin, sepulang kantor, aku
teriak kepada Tuhan, menyatakan kondisi hatiku, menanyakan sikapku harus
bagaimana, hatiku tidak pernah sehancur itu. Aku menyatakan bahwa aku tidak mau
mengecewakan orang lain, tidak mau keluar dengan keadaan yang tidak damai. Aku
mau taat mengasihi Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan tetapi didukung dengan
hubungan yang baik dengan sesama. Jika
melanjutkan sekolah di UofN Bali merupakan dari Tuhan, aku meminta damai
sejahtera dan hubungan yang baik dari Tuhan dan sesama.
Besoknya, Selasa, keajaiban
terjadi, Bos CEO memanggil aku keruangannya dan menanyakan kepastian aku apakah benar akan berangkat
melanjutkan sekolah ke Bali? Dan dengan pasti aku menjawab “Iya pak”. Menanyakan:
“berapa lama sekolahnya? “, jawabku: “6 (Enam) bulan pak”. JIka hanya 6 bulan,
“Maukah ambil cuti khusus dari kantor?”
Bak,
disambar petir, “Cuti 6 bulan? Kan gak ada Cuti 6 bulan pak”. Jawab Beliau: “Nanti saya yang bilang ke Direktur HRD”(Perasaanku
campur aduk saat itu). Aku mendapatkan Cuti Khusus 6 bulan dari Bos,
mengalahkan cuti Hamil Hahaha. Akhirnya hatiku melonjak sukacita. Tidak hanya
itu, sebelum aku berangkat ke Bali, Beliau menanyakan biaya sekolahku, biaya
hidupku dari mana? “ Jawabku: ‘Dari Tuhan pak” aku tidak tahu dari mana Hahaha.
Sebelum
pamitan dari kantor, dan setelah menanyakan berapa uang sekolah yang harus aku
bayar, beliau meminta no rekeningku (BCA an Gio Fanny Gultom, 5455216751 siapa
tahu ada digerakkan bantu buat misi juga J) dan beliau memberikan sejumlah uang sekolah yang harus aku bayar. Jadi aku
tidak hanya dapat CUTI KHUSUS dari kantor, tetapi juga SCHOOL FEE yang dibayarkan
oleh Beliau J.
Praise the Lord, kalau bukan karena pekerjaan tangan Tuhan, ini tidak akan
terjadi. Aku semakin semangat berangkat ke Bali, karena aku tahu ini dari Tuhan
dan Pekerjaan tanganNya yang ajaib.
Komentar
Mengispirasi sekali..
God bless kak
Menginspirasi sekali..
God Bless kak
Tulisan mu bisa dishare yaa de
Biar kaka baca